“Saya akan mengantar kalian mempelajari mata kuliah perilaku organisasi, bahan bacaan materi ini sudah kalian terima, silakan dibaca untuk memahaminnya, sehingga dalam kesempatan yang sangat singkat ini, saya akan lebih menekankan aplikasi karena materi ini nantinya akan sangat berguna bagi pengembangan kepemimpinanmu”

Brigjen TNI M. Zamroni saat memberikan kuliah umum Taruna Tk. II/Sertar TP 2021/2022 Prodi Manajemen Pertahanan di Gedung Lily Rochly belum lama ini.

Perilaku Organisasi merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh taruna yang mengambil Prodi Manajemen Pertahanan, dengan alokasi waktu 26 Jam Pelajaran (JP), 23 JP teori dan 3 JP Ujian. Materi yang dipelajari meliputi pengertian perilaku organisasi, lingkup perilaku organisasi, perilaku individu dan kelompok, kepribadian, penerapan motivasi dalam organisasi, kelompok dan tim kerja, budaya organisasi dan  perilaku organisasi dalam birokrasi di Indonesia dan TNI. Materi kuliah ini dirasakan penting bagi taruna yang nantinya menjadi perwira TNI AD sebagai komandan peleton karena terkait dengan sifat-sifat/karakter apa saja yang dibutuhkan dalam berperilaku di organisasi.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli, secara  umum terdapat esensi yang sama tentang pengertian perilaku organisasi yaitu suatu telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak di dalam organisasi.  Definisi di atas dianggap paling umum dan mudah untuk dimengerti dari berbagai kalangan.  Jika ada definisi yang mengalami perubahan tentunya ini sering dikondisikan dengan tata budaya organisasi atau model dan bentuk organisasi yang ada.

Dalam sejarah perjuangan TNI AD telah melahirkan nilai-nilai tradisi TNI AD dalam mengemban tugas, yaitu rela berkorban, pantang menyerah, taat kepada pemimpin, mematuhi hukum, jujur dan semangat mempertahankan tanah air Indonesia sampai dengan titik darah penghabisan. “Nilai-nilai tradisi tersebut sampai saat ini menjadi kultur yang melekat di dalam tubuh TNI AD, yaitu adanya sifat ksatria, jiwa militansi, semangat kemanunggalan dengan rakyat, komitmen terhadap keutuhan bangsa dan negara dalam bingkai NKRI disertai kebanggaan terhadap satuan dan jiwa korsa”, tegas Brigjen Zamroni.

Selain itu nilai-nilai tradisi tersebut juga diinternalisasikan ke dalam diri prajurit melalui kegiatan pembinaan tradisi satuan yang dalam pelaksanaannya mempertimbangkan pula nilai-nilai kearifan lokal yang selaras.

Menurutnya, kultur kepemimpinan TNI AD berisikan nilai-nilai kepemimpinan diperoleh dari pelajaran-pelajaran yang diwariskan oleh para pendiri bangsa. Kultur kepemimpinan TNI AD bercirikan dengan nilai-nilai: santun, bermoral, bertanggung jawab, keteladanan, kedekatan dengan anak buah, guru yang selalu memberikan pencerahan dan motivasi, memegang teguh kesucian perjuangan dan pengabdiannya, visioner atau berpandangan jauh ke depan, komunikatif serta mewujudkan loyalitas dan kesediaan berkorban kepada bawahannya. Nilai-nilai kepemimpinan TNI AD ini memengaruhi cara-cara bagaimana dapat membangkitkan perhatian dan semangat bawahan untuk mencapai tujuan bersama secara berhasil guna dan berdaya guna. Kepemimpinan TNI AD harus mempunyai kesatuan komando serta loyalitas, sehingga kepemimpinan yang berhasil dapat dinilai dari seberapa besar tingkat ketaatan dan loyalitas dalam menjalankan perintah serta tugasnya.

Sebelum mengakhiri kuliah umum, Brigjen TNI M. Zamroni, S.I.P. yang sehari-hari menjabat sebagai Widyaiswara Bidang Teknik Akmil mengingatkan kepada para taruna bahwa kalian merupakan sumberdaya manusia pilihan yang terpilih dalam suatu proses seleksi yang komprehensif dan harus menjadi kebanggaan bagi keluarga, sanak-saudaramu, daerahmu, dan juga kebanggaan dan harapan kami generasi pendahulu. Sehingga suatu saat manakala kalian menjadi seseorang yang memimpin rekan-rekanmu, memimpin seniormu mereka berkata memang pantas untuk menjadi yang terbaik, terhebat diantara kita-kita semua. (Untung/Prodi Manhan)